FARMASI,…. Mungkin untuk anak SD,SMP profesi ini masih
terdengar asing bahkan belum pernah didengarnya, lalu bagaimana dengan anak SMA
? jujur ketika saya SMA profesi ini masing asing bagi saya, saya baru mengenal
profesi ini ketika kelas 3 SMA ketika akan penjurusan untuk ke Universitas, yahh…
yang saya tau hanya doter,perawat,teknik,guru,pilot,pramugari,dan masih banyak
lagi kecuali farmasi. Tapi mengapa saya memilih profesi ini untuk saya jalani ?
pertama kali karena saya mencari peluang untuk lolos di sebuah perguruan tinggi
negri, karena teman saya banyak banget yang milih kedokteran saya pilih farmasi
untuk saya coba saat itu. Nah loo,,, kenapa ngak pilih jurusan yang lain aja ?
saya juga ga tau kenapa, tapi pikiran saya ya cuma farmasi aja walaupun pada
saat itu saya belum tau apa itu farmasi dan ternyata saya diterima melalui
jalur undangan.
Kesan pertama saya kuliah di farmasi itu tugas banyak,
praktikumnya wow, laporan bejibun, tidur ga teratur tapi itu karena saya belum
terbiasa dan ternyata lama kelamaan juga biasa tinggal ubah pikiran kalau nggak
di farmasi aja yang tugas, praktikum dan laporannya bejibun di fakultas lain
juga.
Ketika sudah sekitar setahun saya menggeluti dunia farmasi,
ada titik terang yang membuka tentang farmasi yang bagi saya ga kalah TOP nya
dengan profesi yang lain . Farmasi itu ga Cuma melulu pelajarin yang namanya
obat-obattan, tapi juga mekanismenya, penyakitnya,tumbuhan yang bisa dipakai
sebagai bahan obat,lalu reaksi-reaksinya patologisnya,
farmakalogi,farmakoterapi dan masih banyak banget. Itu sedikt cerita saya
tentang kesan saya selama setahun kuliah di jurusan farmasi,kenapa Cuma setaun
kak ? ya.. karena saya juga termasuk baru di dunia ini dan belum sepenuhnya
mengerti ..hehe tapi ga ada salhnya kan untuk berbagi J Buat adik-adik yang mau tau tentang farmasi
lagi baca artikel di bawah ini ya ?
Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa
Yunani: pharmacon, yang berarti: obat)
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas
dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk
praktik farmasi tradisional seperti
peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasiefikasi dan
keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal
dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 -1600an.
Institusi farmasi Eropa pertama
kali berdiri di Trier, Jerman, pada
tahun 1241 dan tetap eksis
sampai dengan sekarang.
Dengan tugas
sebagai apoteker penanggung jawab apotek, dan juga seiring berjalannya waktu,
perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal juga dengan sebutan
farmasis (Farmasis merupakan gelar profesional dengan keahlian di
bidang farmasi) mampu menempati bidang pekerjaan yang semakin luas.
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu
era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula
menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri
secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan
berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa
masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya
datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para
dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu
memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat bahkan paradigma tersebut
masih melekat sampai saat ini dikarenakan kebingungan yang terjadi pada akar
bidang keilmuan farmasi yang lebih luas daripada kedokteran yang berorientasi
pada pasien, sedangkan farmasi pada masa pendidikan S1 tidak hanya dijejali
dengan kuliah farmakologi, farmasetika, farmakokinetik, anatomi fisiologi manusia DLL (ilmu
farmasi klinik), tetapi juga mempelajari teknologi farmasi, kimia farmasi, DLL
sampai kepada manajemen farmasi.
Perkembangan terakhir adalah timbulnya
konsep “Pharmaceutical
Care” yang
membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien. Secara
global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula
yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan
setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat
maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau
dimanapun apoteker berada.
Pelayanan obat kepada pasien melalui berbagai
tahapan pekerjaan meliputi diagnosis penyakit, pemilihan, penyiapan dan
penyerahan obat kepada pasien yang menunjukkan suatu interaksi antara
dokter, farmasis, pasien sendiri. Dalam
pelayanan kesehatan yang baik, informasi obat menjadi sangat penting terutama
informasi dari farmasis, baik untuk dokter, perawat dan pasien.
Di dalam dunia farmasi kita juga akan belajar tentang
Farmakologi, farmakognosi, biofarmasi, farmakokinetik, farmakodinamika,
Toksikologi, farmakoterapi.
- Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dan seluruh aspeknya.
- Farmakognosi adalah ilmu yang memepelajari tentang pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman.
- Biofarmasi adalah ilmu yang meneliti tentang pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.
- Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari perjalanan obat mulai dari saat pembeliannya dan distribusi ke tempat kerjanya.
- Farmakodinamika adalah kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerja reaksi fisiologi serta efek terapinya.
- Toksikologi adalah Pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh.
- Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit dan gejalanya.
Ada juga yang namanya farmasi klinis dan farmasi industry ,
berikut penjelasannya :
FARMASI KLINIK
Menurut
Siregar (2004) farmasi klinik didefinisikan sebagai suatu keahlian khas ilmu
kesehatan yang bertanggung jawab untuk memastikan penggunaan obat yang
aman dan sesuai dengan kebutuhan pasien, melalui penerapan pengetahuan dan
berbagai fungsi terspesialisasi dalam perawatan pasien yang memerlukan
pendidikan khusus dan atau pelatihan yang terstruktur. Dapat dirumuskan tujuan
farmasi klinik yaitu memaksimalkan efek terapeutik obat, meminimalkan
resiko/toksisitas obat, meminimalkan biaya obat.
Kegiatan
farmasi klinik yaitu memberikan saran professional pada saat peresepan dan
setelah peresepan.
Kegiatan
farmasi klinik sebelum peresepan meliputi setiap kegiatan yang mempengaruhi
kebijakan peresepan seperti
1. penyusunan formularium rumah
sakit
2. mendukung informasi dalam
menetapkan kebijakan peresepan rumah sakit
3. evaluasi obat
Kegiatan
farmasi klinik selama peresapan contohnya adalah
1. memberikan saran profesional
kepada dokter atau tenaga kesehatan lainnya terkait dengan terapi pada saat
peresepan sedang dilakukan.
Sedangkan
kegiatan farmasi klinik sesudah peresepan yaitu
1. setiap kegiatan yang berfokus kepada pengoreksian dan
penyempurnaan peresepan, seperti monitoring DRPs, monitoring efek
obat, outcome research dan Drug Use Evaluation (DUE).
Farmasis
klinik berperan dalam mengidentifikasi adanya Drug Related
Problems (DRPs). Drug Related Problems (DRPs) adalah
suatu kejadian atau situasi yang menyangkut terapi obat, yang mempengaruhi
secara potensial atau aktual hasil akhir pasien. Menurut Koda-Kimble (2005),
DRPs diklasifikasikan, sebagai berikut :
- 1. Kebutuhan akan obat (drug needed)
§ Obat diindikasikan tetapi tidak diresepkan
§ Problem medis sudah jelas tetapi tidak diterapi
§ Obat yang diresepkan benar, tetapi tidak digunakan (non
compliance)
- 2. Ketidaktepatan obat (wrong/inappropriate drug)
§ Tidak ada problem medis yang jelas untuk penggunaan suatu obat
§ Obat tidak sesuai dengan problem medis yang ada
§ Problem medis dapat sembuh sendiri tanpa diberi obat
§ Duplikasi terapi
§ Obat mahal, tetapi ada alternatif yang lebih murah
§ Obat tidak ada diformularium
§ Pemberian tidak memperhitungkan kondisi pasien
- 3. Ketidaktepatan dosis (wrong / inappropriate dose)
§ Dosis terlalu tinggi
§ Penggunaan yang berlebihan oleh pasien (over compliance)
§ Dosis terlalu rendah
§ Penggunaan yang kurang oleh pasien (under compliance)
- § Ketidaktepatan interval dosis
4.
Efek buruk obat (adverse
drug reaction)
§ Efek samping
§ Alergi
§ Obat memicu kerusakan tubuh
§ Obat memicu perubahan nilai pemeriksaan laboratorium
- 5. Interaksi obat (drug interaction)
§ Interaksi antara obat dengan obat/herbal
§ Interaksi obat dengan makanan
§ Interaksi obat dengan pengujian laboratorium
Produksi
Bagian
produksi bertugas untuk menjalankan proses produksi sesuai prosedur yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan CPOB dan cGMP terbaru dan harus selalu
update karena obat merupakan komoditi yang memerlukan perlakuan khusus dari
mulai bahan baku sampai pengemasan obat.
Pengawasan
mutu (QC)
Bagian
pengawasan mutu (QC) bertanggung jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan
mutu mulai dari bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi.
Pemastian
mutu (QA)
bagian
pemastian mutu (QA) bertugas untuk memverifikasi seluruh pelaksanaan proses
produksi, pemastian pemenuhan persyaratan seluruh sarana penunjang produksi,
dan pelulusan produk jadi. Dalam hal ini, pemastian mutu adalah suatu konsep
luas yang mencakup semua hal yang akan mempengaruhi mutu dari obat yang
dihasilkan, seperti personel, sanitasi dan higiene, bangunan, sarana penunjang,
dan lain-lain.
Penelitian
dan pengembangan (Research & Development/R&D)
Di
bagian penelitian dan pengembangan, baik untuk obat baru ataupun me too
product, farmasis atau apoteker berperan dalam menentukan formula, teknik
pembuatan, dan menentukan spesifikasi bahan baku yang digunakan, produk antara,
dan produk jadi. Pengembangan produk ini dilakukan mulai dari skala
laboratorium, skala pilot, hingga skala produksi. Di beberapa industri, bagian
pengembangan produk juga bertanggung jawab terhadap desain kemasan produk.farmatika
PPIC
(Production Planning and Inventory Control)
Bagian
ini bertugas merencanakan produksi dan mengendalikan keseimbangan antara persediaan
dengan permintaan sehingga tidak terjadi overstock maupun understock.
Bagian PPIC ini biasanya juga bergabung dengan bagian gudang (gudang bahan
baku, bahan kemas, dan produk jadi) dan dikepalai oleh seorang apoteker.
Pembelian
(Purchasing)
Bagian
pembelian melayani pembelian bahan baku dan bahan kemas yang dibutuhkan baik
untuk proses produksi, proses penelitian dan pengembangan produk, maupun untuk
pengujian-pengujian yang dilakukan QC. Kepala atau manager pembelian sebaiknya
seorang apoteker karena apotekerlah yang mengetahui tentang bahan
baku dan bahan kemas itu sendiri beserta dokumen-dokumen penyertanya sehingga
perusahaan tidak salah memilih atau tertipu oleh supplier (pemasok
bahan baku atau bahan kemas).
Registrasi
Dalam
registrasi obat ke Badan POM diperlukan dokumen-dokumen yang harus disiapkan,
seperti dokumen bahan aktif, formula, proses pembuatan, data uji disolusi
terbanding, data uji stabilitas, BA/BE dan lain-lain. Data-data tersebut yang
mengerti adalah seorang farmasis.
Promosi
obat kepada tenaga profesional lain (medical representative)
Apoteker
dapat mempromosikan obat kepada tenaga profesional lain seperti kepada dokter
karena apotekerlah yang paling mengerti tentang obat sehingga dapat menjelaskan
keunggulan produk yang ditawarkannya dari sisi ilmiah. Industri farmasi sekelas
novartis dan Pfizer mengharuskan seorang medical representatifnya minimal
seorang sarjana farmasi bukan sarjana diluar farmasi dan apoteker
.
Mengapa
posisi tersebut diatas diharuskan atau dianjurkan seorang farmasi atau apoteker
? kenapa tidak sarjana lainnya ?
Karena
obat adalah komoditi khusus yang memerlukan perlakuan khusus mulai dari bahan
baku sampai proses kemasannya tidak sembarang keilmuan dapat menangani komoditi
obat
Karena
seorang Apoteker dibekali keilmuan terkait farmasi industri secara
keseluruhan dari tingkat produksi sampai tingkat manajemen farmasi industri,
tidak hanya pada bidang keilmuan farmasi klinis
Nah itu dia sekilas tentang farmasi, semoga buat adik-adik
yang masih bingung mau kuliah di jurusan mana bisa piker-pikir lagi tentang
farmasi ini, intinya bulatkan tekad dan niat ya J






0 komentar:
Posting Komentar